Endless Night: Pilihan yang Mendatangkan Malapetaka


Bulan ini komunitas menulis yang Esy ikuti bakal mengadakan event menulis bertema misteri, horor, atau thriller. Jadi, Esy memutuskan membaca ulang Endless Night sebagai referensi.

 

Endless Night adalah salah satu novel misteri Agatha Christie yang tidak menampilkan sosok detektif . Uniknya lagi, novel ini juga lebih diwarnai oleh romansa pernikahan. 

 

Detail dan Sinopsis Buku “Endless Night”


Judul               : Endless Night (Malam Tanpa Akhir)

Penulis            : Agatha Christie

Penerjemah     : Julanda Tantani

Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama

Terbitan           : Desember 2002, Cetakan Pertama

Tebal Buku      : 288 halaman

ISBN               : 979-22-0136-x

 

Gipsy’s Acre dikenal warga Kingston Bishop sebagai lahan properti terkutuk yang akan membuat siapa saja yang membelinya tertimpa malapetaka. 

 

Namun, hal itu tidak menyurutkan niat Mike dan Ellie Rogers untuk membeli dan menjadikannya sebagai lokasi rumah baru mereka.

 

Pasangan muda itu memang sudah cukup terbiasa menghadapi perlawanan. Sebelumnya, sejumlah pihak sempat mempertanyakan niat mereka untuk menikah mengingat perbedaan status keduanya yang cukup mencolok.  

 

Berkat kekayaan yang diwarisi Ellie, tidaklah sulit bagi pasangan muda ini untuk memiliki sebuah rumah yang istimewa di Gipsy’s Acre.

 

Mulanya mereka sangat bahagia, tetapi kemudian muncul serangkaian peristiwa yang tidak menyenangkan di sekitar mereka yang berakhir dengan beberapa kematian.

 

Jadi, benarkah Mike dan Ellie telah menjerumuskan diri ke dalam kutukan Gipsy’s Acre dan tak bisa terselamatkan lagi?

 

Menelisik Liku-liku Kisah dan Aspek Cerita “Endless Night”

Cerita ini ditulis dari sudut pandang Mike Rogers (POV 1) yang membuatnya jadi lebih berkesan, terutama menjelang bab-bab terakhir.

 

Karakter tokoh utamanya sendiri bisa dibilang cukup sederhana. Ellie adalah gadis kaya kesepian yang jatuh cinta pada Mike, seorang pemuda miskin yang tampan dan menarik.

 

Agatha Christie dengan luwes meramu jalinan kisah cinta yang agak klise, tapi menarik ini menjadi sebuah cerita kriminal yang menggelitik.    

 

Mitos mengenai Gipsy’s Acre membuat nuansa cerita jadi terasa sedikit mistis. Begitu pula sosok Santonix, arsitek nyentrik sakit-sakitan yang memprakarsai pembangunan rumah Mike dan Ellie.

 

Kronologi dan penyelesaian kasus kematian utama dalam cerita ini bisa dibilang terjadi dengan cukup dramatis, bahkan sedikit membuat miris.

 

Seperti kebanyakan cerita kriminal Agatha Christie lainnya, kisah ini juga mengangkat sisi psikologis manusia, terutama berkaitan dengan kekayaan.  

 

Sikap orang-orang di sekitar Ellie mengingatkan kita bahwa kekayaan seringkali membuat orang justru kehilangan kasih sayang dan perhatian yang tulus.

 

Alih-alih kebahagiaan sejati kekayaan seringkali justru mendatangkan kesepian dan malapetaka bagi pemiliknya. Kekayaan pun bisa memancing keserakahan tak terbatas sehingga orang tidak segan berbuat nekat.

 

Selain tentang kekayaan, pesan moral lain yang cukup relevan dan menonjol dalam cerita ini adalah mengenai pilihan hidup.

 

Pembaca diingatkan bahwa kita seringkali cenderung lebih suka mengabaikan nasihat dan saran yang tidak sesuai dengan preferensi pribadi.

 

Apalagi jika hal itu disampaikan oleh orang yang kurang mendapatkan simpati dari masyarakat atau kita sendiri. Padahal bisa jadi peringatan yang mereka berikan itu ada benarnya.    

 

Selain itu, afeksi atau perasaan kita terhadap sesuatu atau seseorang terkadang bisa jadi akan membuat penilaian kita mengenainya menjadi bias.

 

Alhasil, sikap yang kita ambil terkait hal atau orang itu pun ada kemungkinan menjadi kurang tepat, bahkan akhirnya berakibat fatal. Ngeri juga, ya?

 

Endless Night ini kebetulan merupakan salah satu koleksi buku Agatha Christie yang Esy punya di rumah. Kalau Teman-teman tertarik, kalian bisa juga membacanya melalui iPusnas.  

 

Ngomong-ngomong, Esy boleh tahu, dong, apa judul buku bergenre misteri, thriller atau horor yang paling Teman-teman suka?  Share di kolom komentar, ya. Thank you!

Posting Komentar

22 Komentar

  1. Dulu banget baca Agatha Christie juga...kini dah beda bacaannya:) Btw, pesan moralnya dalem nih , memang ya kita kadang mengabaikan nasihat dan saran yang tidak sesuai dengan preferensi pribadi. Biasa di umur labil nih, terus nantinya baru ada penyesalan . Hiks!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahay, jadi pengen tahu, nih, sekarang Kakak sukanya baca apa. Hehe.

      Hapus
  2. Aku hampir baca semua seri Agatha Christie siii. Tapi dulu masih jaman SMA kuliah gitu. Dan emang ceritanya ngga pernah gagal, banyak pesan moral yang diambil juga. Apalagi kalo ada Hercule Poirot wkwkwk syukkaa, atau nenek Jane Marple yang wise dan cerdik. Kangeenn.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya suka Poirot-nya, karakternya berkesan banget. Hehe. Ayuk, baca-baca lagi, Kak.

      Hapus
  3. Wow Agatha Christie! Aku punya beberapa bukunya dan sama sekali belum dibaca wahahahaha (my bad, don't allow me!). Bagus nih kayanya yg seri ini. Duh beli nggak yaaaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beli, beli, beli! Eh, kompor. Haha. Ayo, beli n dibaca, Kak. Sayang atuh koleksi bagusnya kalau nggak segera diintip. ;)

      Hapus
  4. Sebenernya aku jarang banget baca buku dengan genre misteri, thriller atau horor. Tapi pernah baca The Girl on the Train-nya Paula Hawkins. Emm, ada banyak misteri dalam misteri. Seru banget. Dan memang sungguhan gak gampang membangun sebuah "kengerian" dalam sebuah cerita yaa..

    Semangat, kak Esy untuk event menulisnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih banyak buat semangatnya, Kak. Iya, nih. Nggak gampang ternyata menulis ketiga genre itu. Membangun misterinya masih jadi misteri buat saya, pun usaha menciptakan kengeriannya bikin ngeri sendiri. Hehe.

      Hapus
  5. Belum pernah baca. Dan sangat takut dengan hal tersebut.. menakutkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang satu ini nggak begitu ngeri, menurut saya, Kak. Banyak nuansa romannya dan agak sedih. Hiks.

      Hapus
  6. Sy nggak penrnsh baca novel horor mbak
    Takut klo membayangkan isi bukunya
    Hehe
    Kalau karya Agatha Cristie mah uda pasti bagus ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya horor juga belum berani baca, Kak. Hehe. Agatha Christie mah udah dikenal sebagai ratu penulis cerita detektif ya. ;)

      Hapus
  7. Belum pernah baca seriesnya agatha christie. Zaman masih kecil cm bisa ngeliatin koleksinya kakakku, ga berani ikut baca hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya, gambaran pembunuhannya nggak begitu ngeri, kok, Kak. Mengulik motif orang-orang di sekitarnya itu yang seru. Hehe.

      Hapus
  8. Hah? novel misteri tapi gaada sosok detektif? Hmm menarik sekali, kayaknya malah si pembacanya nih yang akan serasa jadi detektif

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, betul banget, Kak. Seru banget, kan. Hehe.

      Hapus
  9. Aku bukan penikmat genre horor hehe.. tapi aku akui bahwa karya Agathe Christie nyaris gak pernah gagal yak.. keren. Aku baca ulasan singkat ini aja ikut penasaran

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk, yuk, coba aja dibaca, Kak. Menurut saya gambaran pembunuhan di cerita-ceritanya Agatha Christie nggak yang horor banget, kok. Masih aman. hehe.

      Hapus
  10. Agata Christie ini punya ciri khas di alur ceritanya. Pasti bagus deh Endless Night ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget, Kak. Yang satu ini menurut saya juga cukup berkesan.

      Hapus
  11. Wuih Agatha Christie favorit aku!!! Paling berkesan karya Agatha Christie buatku itu ABC Murderers, ini juga kayany seru ya. Masih ada ga ya di Gramed?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ABC Murderers keren, Kak. Yang ini menurut saya lumayan seru juga, boleh banget deh kalau mau coba dikepoin. Hihi.

      Hapus