Purple Hearts: Kisah Kawin Kontrak Ala Amerika
Pernikahan idealnya
merupakan wujud komitmen dari sepasang insan yang saling mengasihi untuk membangun
rumah tangga bersama hingga maut memisahkan. Namun, ternyata ada juga yang
memanfaatkan pernikahan untuk tujuan lain, seperti dikisahkan dalam film Purple
Hearts.
Berbeda dari kebanyakan
cerita sejenis, inisiatif mengenai pernikahan dalam Purple Heart murni berasal
dari pasangan terkait tanpa desakan pihak ketiga. Apakah sebetulnya membuat sepasang anak muda
Amerika ini sampai terpikir untuk melakukan pernikahan pura-pura tersebut?
Profil dan Sinopsis Film Purple Hearts
Judul : Purple Hearts
Sutradara : Elizabeth Allen Rosenbaum
Produser : Amy Baer, dkk.
Penulis Skenario
: Kyle
Jarrow dan Liz W. Garcia
Pemain : Sofia Carson, Nicholas Galitzine, Chosen Jacobs, Linden
Ashby, Anthony Ippolito, dll.
Produksi : Alloy Entertainment, Embankment Films, dan Gidden Media
Distributor : Netflix
Durasi : 2 jam 2 menit
Cassie Salazar (Sofia Carson) dan Luke Morrow (Nicholas
Galitzine) baru saling mengenal selama beberapa hari ketika akhirnya sepakat
untuk menikah. Keputusan kilat itu tidak mereka buat berdasarkan cinta,
melainkan karena alasan ekonomi.
Cassie, yang berprofesi sebagai musisi sekaligus pekerja
serabutan, membutuhkan dana besar untuk bisa melanjutnya pengobatan diabetesnya.
Sementara itu, Luke, sang marinir, terjerat utang besar yang harus segera
dilunasi demi keselamatan ayah dan kakaknya.
Pasangan ini berniat memanfaatkan tunjangan Cassie
sebagai istri marinir guna menyelesaikan masalah keuangan masing-masing.
Setelah itu keduanya akan segera bercerai. Namun, tak disangka terjadi sebuah
insiden yang memaksa mereka untuk terus melanjutkan sandiwara.
Mengatasi segala ketidakcocokan dan minimnya pengenalan akan
satu sama lain, Luke dan Cassie harus bisa berperan layaknya suami istri sejati.
Jika tidak, muslihat mereka akan terbongkar dan berakhir dengan tuntutan pidana
karena telah berupaya menipu negara.
Antara Nyanyian dan Peperangan, Harapan dan Kenyataan
Film ini konon diangkat dari sebuah novel karya Tess Wakefield yang berjudul sama. Purple heart sendiri merupakan sebuah istilah dalam dunia kemiliteran. Meski begitu, cerita ini rasanya lebih condong ke arah musik dan romansa ketimbang aksi kepahlawan para tentara.
Penasaran dengan hal ini, saya jadi teringat bahwa ungu (purple) adalah hasil perpaduan antara merah
dan biru. Jadi, pemilihannya sebagai judul barangkali bertujuan simbolis menyangkut
keberadaan Luke dan Cassie yang memiliki perbedaan cukup kontras.
Tema mengenai pernikahan pura-pura sepasang muda mudi
yang kemudian mulai tergoda rasa bisa dibilang hampir selalu sukses mencuri
perhatian. Meski terbilang klise, alasan ekonomi yang kerap mendasari
pernikahan itu pun masih selalu mampu membangkitkan simpati.
Uniknya, pernikahan kali ini tidak terjadi antara si
Miskin dan si Kaya, tetapi dua orang yang sama-sama mengalami krisis keuangan. Kisahnya
juga dibumbui dengan hubungan jarak jauh yang berpotensi membuat penonton makin
terbawa perasaan.
Menilik situasi dan kondisi cerita, rasanya tidak akan
terlalu sulit bagi Luke dan Cassie untuk betul-betul menjalin asmara. Meski
begitu, liku-liku kisah mereka cukup mengundang penasaran tentang benarkah hal
itu akan terjadi dan bagaimana caranya.
Nilai-nilai persahabatan dan keluarga pun ikut menambah
kehangatan kisah romansa ini. Pergumulan dengan kondisi kesehatan fisik, pertengkaran,
dan teror juga membuat ceritanya lebih berwarna dan menegangkan.
Sejumlah lagu merdu dengan lirik yang mengena juga membuat
alur film kian semarak. Saya semula berpikir kalau adegan menyanyi ini hanya
sekedar lip sync, tetapi kabarnya sang
aktris sendirilah yang membawakan lagu-lagu tersebut.
Sedikit informasi, di awal film terdapat sekelumit adegan yang agak terkesan rasis dan bisa jadi menimbulkan rasa kurang nyaman. Namun, hal itu niscaya akan terpinggirkan oleh simpati pada para marinir dan keluarganya yang harus berpisah demi menjalankan tugas negara.
Akhir ceritanya sedikit mengecoh dan tidak biasa. Ending yang terkesan lebih realistis dan tidak terlalu didramatisir ini juga merupakan salah satu poin yang menambah keunikan film Purple Hearts. Secara keseluruhan, film ini adalah sebuah tontonan yang cukup menarik dan menghibur.
Posting Komentar
28 Komentar
Jadi pengen nonton nih dan penasaran dengan kawin kontrak ala Amerika.
BalasHapusKalo dalam kehidupan nyata nih rugi banget kawin kontrak
Mending kawin yang pasti-pasti aja, ya, Kak. Hehe. Hayuk, nonton. ;)
HapusTernyata di Amerika juga ada kawin kontrak, ya. Cerita militer gini memang bisa menguras air mata, biasanya ceritanya banyak diwarnai pengorbanan dan perjuangan ya. Jadi pingin nonton juga, nih film purple hearts.
BalasHapusIya, ternyata, Kak. Hehe. Hayuk, nonton. ;)
HapusPenasaran apa yang membuat mereka akhirnya harus melanjutkan kepura-puraan...Jadi pengin nonton nih Purple Hearts, Kisah kawin kontrak versi Amerika
BalasHapusKarena .... Kasih tahu nggak ya? Hehe. Hayuk, nonton aja langsung, Kak. ;)
HapusAku agak deg-degan begitu di spill ending yang mengecoh. Sukanya sama ending yang happy dan membawa keduanya dalam kebahagiaan dengan tujuan masing-masing karakter yang tercapai.
BalasHapusIya juga yaa.. biasanya pernikahan antara si kaya dan si misqueen.
Tapi ini sama-sama dalam keadaan susah. Apakah ini yang dimaksud menikah dari nol?
Hehhee~
Adaptasi novel sama film Purple Hearts bener-bener sesuai dengan versi aslinya kah?
Saya tepuk-tepuk punggungnya ya, Kak, biar ilang deg-degannya. Hehe. Happy ending tu memang bikin penonton ikutan jadi hepi ya.
HapusNah, saya belum tahu nih, versi buku n filmnya sama atau nggak, Kak. Penasaran ya? Saya lagi mau coba cari bukunya dulu nih. Hehe.
Kayaknya pernah dengar nama pengarang Tess Wakefield. Jadi penasaran banget, kawin kontrak Amerika sama di Indo mirip ga ya konsepnya hehe
BalasHapusSaya juga masih penasaran sama pengarangnya nih, Kak. Haha. Kawin kontraknya rada-rada unik gimana gitu deh. Hayuk, monggo ditonton langsung aja. ;)
HapusPurple heart. Baru tahu ada kawin kontrak di Amerika. Seru juga filmnya kali ya. Apalagi latar militer tentu akan lebih mellow
BalasHapusLumayan seru n unik nih, Kak. Hayuk, mari ditonton. ;)
HapusWahhh seruuu nih
BalasHapusPlotnya menarik
Bakal jadi tontonan yg ciamik ini.
Hayuk, Kak. Mari segera dijadikan tontonan di akhir pekan. ;)
HapusDuh jadi pengen nonton jugaa, apalagi ada perang2nyaa gitu romance plus war jadi paduan yang menegangkan menurutku hehe..
BalasHapusHayuk, nonton, Kak. Perpaduan ceritanya mayan seru nih, ada lagu-lagu merdu juga.<3
HapusSepertinya seru nih. Ada di netflix kyknya. boleh nih jd rekimendasi tontonan
BalasHapusIya, ada di Netflix, Kak. Hayuk, hayuk, nonton.
HapusSeru nih kayaknya meskipun lebih condong ke genre romantis ya, aku udah lama banget ngak nonton flm barat padahal di netflix banyak banget flm bagus...kebanyakan nonton drakor wkwkwk. Mau nonton juga ah kayaknya menarik.
BalasHapusDrakor tuh emang uhuy banget ya, Kak. Hehe. Boleh dicoba nih si Purple Hearts, kayaknya nggak kalah manis juga deh. (Eh, kok jadi promosi. Hihi ;P).
Hapusaduduuhh jadi penasaran sama ending yang mengecoh, kira-kira apakah jadi kawin beneran apa gimana nih...
BalasHapustumben juga serial amerika ambil tema kawin kontrak gini ya.
Iya, Kak. Saya juga agak takjub sama temanya. Haha. Hayuk, hayuk, langsung ditonton aja filmnya biar nggak penasaran lagi. Hihi.
HapusSering liat potongannya di ig, eh ternyata film kontrak kupikir nikahnya emang sederhana aja
BalasHapusSaya awalnya juga mikir ceritanya tentang istri tentara yang ditinggal suaminya tugas gitu, deh, Kak. Ternyata .... Ahay.
HapusSebenarnya film dengan konsep kawin kontrak ini tentunya bukan hal yang baru,tapi film ini jadi lebih menarik karena kawin kontraknya berlatarkan suasana di dunia militer
BalasHapusIya betul banget, Kak. Jadi terinspirasi ya, ternyata tema yang kayaknya "udah umum banget" kalau dikemas dengan nuansa yang berbeda jadinya tetap unik n menarik.
HapusFillm tema kawin kontrak dengan suasana militer pasti menarik banget untuk ditonton
BalasHapusLumayan unik n seru memang, Kak. Hayuk, monggo ditonton. ;)
Hapus