Slumberland: An Escape Place to Reveal Your Hidden Self and Desire
Lewat serangkaian adegan seru dan kocak, Jason Momoa bersama Marlow Barkley mengajak penonton untuk berdamai dengan kondisi kehilangan dan kesepian.
Detail dan Sinopsis Film “Slumberland”
Judul : Slumberland
Sutradara : Francis Lawrence`
Produser : Francis Lawrence, dkk
Penulis Skenario
: David
Guion & Michael Handelman
Pemain : Jason Momoa, Marlow Barkley, Chris O’Dowd
Produksi : Chernin Entertainment (2022)
Distributor : Netflix
Genre
: Fantasi (7+)
Durasi : 120 menit
Sebuah peristiwa
naas mengakibatkan Nemo terpaksa harus pindah dari mercu suar tempatnya tinggal
dan berbahagia bersama sang ayah. Gadis 11 tahun itu kini terpaksa tinggal di rumah
pamannya, seorang pengusaha kaya yang agak kikuk dan suka menyendiri.
Meski pamannya
cukup bertanggung jawab dan berusaha untuk bersikap baik, Nemo tetap tak bisa
melupakan kehidupan lamanya bersama sang ayah. Suatu malam, ia bermimpi kembali
ke mercu suar dan bertemu dengan Flip, sosok nyentrik yang kerap diceritakan ayahnya
dalam dongeng.
Flip mengaku sedang
mencari peta harta karun Slumberland yang disimpan oleh ayah Nemo. Harta karun itu
berupa mutiara yang bisa mengabulkan keinginan pemiliknya.
Berharap mutiara
itu bisa mengembalikan kebahagiaannya bersama sang ayah, Nemo pun lantas ikut
bertualang dengan Flip di negeri mimpi, Slumberland.
Mengulik Aspek Cerita Slumberland
Nama tokoh utama
Slumberland ini barangkali otomatis mengingatkan kita pada film “Finding Nemo”.
Kebetulan, jalan cerita keduanya juga hampir mirip, hanya saja posisi ayah dan
anak sebagai sosok pencari dan yang dicari berkebalikan.
Hasrat Nemo untuk mencari
ayahnya membuat keseruan tema petualangan berburu harta karun dalam film ini jadi
semakin greget dan menyentuh. Apalagi kedekatan gadis kecil itu dengan ayahnya
sudah terlihat jelas dalam serangkaian adegan pembuka yang cukup menghangatkan
hati.
Alur cerita film
ini terbilang lumayan cepat dan tidak membosankan karena diwarnai dengan berbagai
adegan seru dan penuh nuansa humor.
Settingnya yang
kerap berpindah-pindah antara dunia mimpi dan nyata pun cukup mudah untuk
diikuti dan tidak menimbulkan kebingungan. Lebih jauh, penggambaran detail
settingnya pun cukup imajinatif dan memikat secara visual.
Di sisi lain,
banyak pula adegan yang cukup menyentuh dan mengundang simpati, meski tidak sampai
terlalu menguras air mata. Bahkan, sejujurnya, sosok Nemo yang relatif jarang
menangis meski menghadapi kehilangan besar cukup membuat Esy speechless.
Namun, barangkali
memang ada orang, termasuk anak-anak, yang terlihat datar-datar saja saat
menghadapi kesedihan, ya. Alih-alih menangis, mereka lebih memilih memendam
sendiri kesedihannya dan mungkin menyalurkannya dalam bentuk lain.
Salah satu adegan
yang paling berkesan buat Esy adalah saat Nemo mengetahui jati diri Flip yang
sebenarnya. Yang satu lagi adalah adegan
klimaks menjelang ending.
Meski kocak dan
seru, film ini memuat pesan yang cukup mendalam, yakni tentang berdamai dengan
diri sendiri dan rasa kehilangan.
Bahkan, film ini
diam-diam juga memiliki dasar yang cukup ilmiah, yakni teori mimpi yang dikemukakan
oleh Bapak Psikoanalisis, Sigmund Freud.
Sekilas Teori Mengenai Mimpi Menurut Sigmund Freud
Melansir dari Liputan6.com,
Sigmund Freud mendefinisikan mimpi sebagai suatu bentuk pemenuhan keinginan
yang tidak dapat terpenuhi dalam kehidupan nyata.
Jadi, seorang yang
pendiam bisa jadi akan memimpikan dirinya sebagai sosok yang lebih aktif dan
berani berbicara.
Sementara itu, kita
yang terpaksa harus berpisah dengan orang terkasih, bisa jadi akan bermimpi bertemu
kembali dengan mereka. Hal ini merupakan wujud atau kompensasi dari rasa rindu
yang terpendam.
Teman-teman mungkin
pernah mendengar, atau bahkan mengalami sendiri, kalau orang terdekat yang
sudah berpulang seringkali akan hadir dalam mimpi kita.
Banyak orang menyebut
fenomena ini sebagai cara untuk orang-orang terkasih itu “pamit” pada kita
sebelum berpindah ke alam lain.
Secara ilmiah, hal
ini sesungguhnya merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri kita untuk mengatasi
kesedihan akibat kehilangan mereka.
Freud juga
mendukung teori tersebut dengan menyatakan bahwa mimpi sejatinya memiliki
fungsi untuk membantu kita mengatasi trauma emosional.
Jadi, meski terkesan
sederhana dan terkadang absurd, ternyata mimpi punya fungsi yang cukup penting
untuk kesehatan mental kita, lho, Teman.
Kalau Teman-teman
ingin tahu lebih banyak mengenai teori mimpi dari Sigmund Freud ini, kalian
bisa mendapatkan bukunya di Gramedia.com.
Judul bukunya: "Psikologi Mimpi: Sebuah Pengantar Psikoanalisis Untuk Pemula" karya Sigmund Freud. Teman-teman tak perlu khawatir karena buku ini sudah tersedia dalam versi berbahasa Indonesia.
Secara keseluruhan,
menurut Esy, film Slumberland ini sangat menghibur dan berkesan. Film ini juga
bisa menjadi alternatif obat kangen untuk Teman-teman yang ingin menyaksikan
Jason Momoa berakting di pantai bermercu suar, tapi belum sempat nonton Aquaman
2.
Posting Komentar
26 Komentar
Penasaran sama kisah Nemo, kayanya lucu tapi mengandung bombay juga ya.
BalasHapusPasti banyak pesannya juga, apalagi ada dasar bukti ilmiahnya.
Lumayan seru, lucu, and ber-bombay, Kak. Hehe. Cocok nih buat ditonton bareng keluarga.
HapusWah iya, saya sampai baca ulang judul filmnya. Satu karena yang main Jason Momoa, kirain Aquaman atau sekuelnya. Wkwk. Dua, karena namanya Nemo saya pikir ini film versi orangnya dari Finding Nemo. Haha. Ternyata beda ya..
BalasHapusMimpi itu ternyata bisa dijelaskan secara ilmiah ya. Bagus juga teorinya kalau mimpi itu sebagai bentuk pertahanan diri kita atas suatu hal yang bikin kita sedih atau trauma. Maksudnya, bisa bikin sedikit penghiburan ketika kita sedang merasa kangen sama orang yang udah berpulang, gitu..
Image-nya Jason Momoa sebagai Aquaman kayaknya memang kuat banget, ya, Kak. Asli, saya ngakak baca Kakak ngirain ini versi orangnya dari Finding Nemo. Hehe. Nama tokoh ceweknya memang lucu deh ini.
HapusKukira ini sekuel dari Finding Nemo karena pertama, ini film fantasi dan kedua, pemerannya bernama Nemo haha.. kalau film tentang ingin kembali seperti masa lalu, entah kenapa, saya jadi baper..
BalasHapusNama tokohnya memang unik, nih, Kak. Hehe. Monggo, monggo, ditonton. Ntar saya temenin baper bareng ya. Hehe.
HapusPenasaran pingin nonton cerita nya deh. Apalagi alur cerita terakhir nya
BalasHapusAkhir ceritanya memang lumayan ber-bombay, Kak. Hehe. Monggo, monggo, ditonton. ;)
Hapuspenasaran nonton filmnya sama baca sigmund freud. filmnya ada di netflix ya
BalasHapusAda di Netflix, Kak. Boleh tuh langsung cus nonton. Hehe.
HapusDenger nama nemo keinget sama film kartun ikan finding nemo hehe.... tegar sekali nemo melewati kisah kehidupannya, jadi penasaran apa nemo bisa ketemu sama ayahnya lagi ga ya
BalasHapusNama Nemo memang agak jarang dipakai di film lain ya, Kak. Monggo, monggo, dikepoin filmnya di Netflix.
HapusWah, bisa untuk usia 7+ ya. Menarik juga ya Slumberland. Bisa saya coba tonton dulu nih untuk screening sebelum ajak anak nonton bareng. Kadang kehabisan ide film yang menarik untuk anak. Jadi butuh sekali referensi seperti ini. Terima kasih Kak.
BalasHapusSama-sama, Kak. Menurut saya film ini lumayan aman: no kissing, no sex, no LGBT. Hehe. Boleh dijadiin referensi nonton bareng anak-anak.
HapusJadi penasaran dengan gimana cerita si nemo yang mengingatkanku pada cerita finding nemo. Apalagi pake bawa teori dari Freud nih pasi bakal seru
BalasHapusLumayan seru, nih, Kak. Monggo dikepoin langsung aja ke Netflix.
HapusBermimpi itu milik semua orang yaa..
BalasHapusBukan hanya orang dewasa, anak-anak dan dunia mimpinya juga bisa memberikan semangat untuk menggapainya.
Iya, betul banget, Kak. Jadi penasaran ya, kalau baby kira-kira mimpi apa ya? Hehe.
HapusMimpi itu sebuah misteri ya, tapi saya hanya menganggapnya bunga tidur saja tidak mau berpikir yang lebih jauh lagi, menarik filmnya ini
BalasHapusIya, saya juga nggak nyangka, Kak. Keren sih, bisa mengangkat teori psikologi yang lumayan serius dalam film yang ramah anak.
HapusWaktu baca reviewnya, kok kaya g asing sama aktornya, ternyata ada jason momoa. Film yang keren banget, suka liat seliweran yang review film ini
BalasHapusLucu banget nonton aktingnya Jason Momoa di film ini, Kak. Biasanya, kan, dia tampil jadi superhero. Di sini dia jadi kocak banget. ;D
HapusTernyata masalah mimpi bisa dikulik sejauh itu ya, baru tahu juga ada teorinya dari Simon Freud.
BalasHapusIya, Kak. Keren, deh, bisa ngangkat teori psikologi yang lumayan serius dalam film fantasi yang ramah anak,
Hapussepertinya filmnya menghibur banget ini. jadi pengin nonton. Bayanginnya, seru haru dan bikin deg degan
BalasHapusMonggo dikepoin langsung aja filmnya ke Netflix, Kak. Lumayan, nih, lucu seru dan menghibur. Cocok buat ditonton bareng anak-anak juga. Hehe.
BalasHapus