The Intern: Refire Instead of Retired

 


{REVIEW FILM}


Judul                           : The Intern

Sutradara                  : Nancy Meyers

Produser                   : Nancy Meyers & Suzanne Farwell

Penulis Skenario    : Nancy Meyers

Pemain                      : Robert De Niro, Anne Hathaway, Anders Holm, Rene Russo

Distributor                : Warner Bros. Pictures

Durasi                         : 121 menit

 

(Sumber gambar: ultimagz.com)

Bekerja memang merupakan suatu kegiatan yang positif dan memiliki banyak manfaat. Bekerja juga akan membuat seseorang merasa lebih puas dan bahagia karena bisa ikut memegang peranan, mencurahkan aspirasi serta buah pikirannya untuk mencapai tujuan bersama. Itulah sebabnya, tak jarang seseorang yang sudah memasuki masa pensiun akan merasa tersisih dan tak berharga lagi. Bahkan meski mereka memiliki keluarga yang mengasihi dan mendukung, serta sudah berusaha agar tetap aktif dengan mencoba berbagai kegiatan baru yang menyenangkan, semua itu tetap tak bisa sepenuhnya mengisi kekosongan dalam diri mereka yang muncul karena merasa sudah tidak lagi dibutuhkan.

 

Ben Whittaker (Robert De Niro) mengemukakan hal-hal tersebut dengan jujur dalam video lamaran kerjanya. Pensiunan petinggi perusahaan pencetak buku telepon itu berniat mengajukan diri untuk posisi pegawai magang yang ditawarkan oleh AboutTheFit.com atau ATF, sebuah perusahaan retail busana online. Martabat serta kerendahan hati yang ditampilkan oleh Ben kala menyampaikan harapannya untuk bisa kembali berpartisipasi di dunia kerja menjadi adegan pembuka yang sangat menyentuh dan mencuri perhatian. Tentunya tidaklah mengherankan jika ATF lantas menerima duda berusia 70 tahun tersebut, bahkan menempatkannya untuk bekerja sama langsung dengan sang CEO, Jules Ostin (Anne Hathaway).

 

Totalitas dan dedikasi Jules yang luar biasa terhadap ATF merupakan alasan suksesnya perusahaan yang baru berumur 18 bulan tersebut. Sayangnya, ambisi perempuan muda itu untuk menciptakan layanan usaha yang berkualitas juga membuatnya sering kesulitan mengatur waktu. Ia sering terlambat menghadiri berbagai meeting sehingga para investor menilainya kurang profesional. Mereka pun lantas mendesak agar ATF menunjuk CEO baru yang lebih senior dan berpengalaman.

 

Jules tentu sangat kecewa karena diminta untuk mundur dari kursi kepemimpinan di perusahaannya sendiri. Namun, ia mencoba berbesar hati dan mulai menjajagi sekiranya memang ada kandidat yang sesuai untuk menggantikannya. Perempuan itu berharap keputusan untuk mundur dari posisi CEO tersebut juga akan berpengaruh positif terhadap kehidupan rumah tangganya yang mulai bermasalah. Di tengah situasi yang tidak menyenangkan itu, Jules mendapati keberadaan Ben yang arif dan penuh perhatian di sisinya membuatnya sangat terbantu.  Padahal awalnya ia sempat bersikap apatis bahkan sedikit risih dengan perhatian yang diberikan oleh pria paruh baya tersebut.  

 

Kegelisahan warga senior dalam menghadapi susutnya peranan mereka di tengah dunia dan masyarakat yang terus berkembang dengan pesat barangkali tidak terlalu sering mendapat sorotan.  The Intern menuturkan persoalan yang terkesan laten ini dengan sangat halus dan elegan. Pesan moral yang ingin disampaikannya pun dikemas dengan cerdik, terutama melalui sosok tokoh utamanya yang sangat simpatik. Ben yang suka berpenampilan resmi dan klasik seolah ingin menyampaikan pada para warga senior untuk tidak malu dengan keberadaan diri yang sudah berumur. Sikapnya yang ramah, mau belajar, selalu siap membantu, serta tidak pernah menggurui pun tentunya sangat menginspirasi. Interaksi Ben dengan rekan-rekannya yang lebih muda juga bisa dibilang menyampaikan pesan agar antar generasi dapat saling menghargai kearifan dan kecakapan satu sama lain.

 

Karakter Jules yang selalu mencurahkan seluruh perhatian pada segala sesuatu yang dikerjakannya juga tak kalah menginspirasi. Selain mengangkat isu mengenai para senior, The Intern juga menyentil tentang konflik ibu bekerja dan bapak rumah tangga. Tak melulu serius, film ini pun disegarkan dengan sedikit komedi serta ketegangan saat Ben membantu mencegah terjadinya konflik antara Jules dengan ibunya, yang sejak awal dikisahkan tidak terlalu akrab. Ketidakharmonisan antara ibu dan anak perempuan ini tidak terlalu banyak dibahas.

 

Romansa yang mulai terjalin antara Ben dengan seorang wanita paruh baya nan menawan menjadi bumbu lain yang membuat kisah ini makin berwarna. Bertambahnya usia bukan berarti tidak ada lagi ruang untuk cinta, bukan?

 

Tak dapat dipungkiri, faktor gender dan usia terkadang memang masih menjadi poin yang membuat seseorang dianggap kurang potensial di dunia kerja sampai saat ini. The Intern menampilkan isu tersebut dengan sangat apik dan akhir yang cukup tak terduga. Sebuah film yang elegan, menyentuh sekaligus menghangatkan hati.

Posting Komentar

48 Komentar

  1. Robert de Niro aktor lawas. Ini film tahun berapa ya mba. Cerita issue gender menarik buat ditonton oleh perempuan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oya, sepertinya saya lupa mencantumkan tahunnya, Mbak. Makasih udah diingatkan. Ini film tahun 2015. Iya betul, isu yang diangkat cukup menarik. Thanks sudah mampir. :)

      Hapus
  2. Aku suka banget film ini. Karakternya bagus dr anna hathaway dan robert de niro.

    BalasHapus
  3. Saya suka banget dengan film bertema ini. Cuma memang sering terkendala dengan jadwal padat merayap bersama anak-anak. Membaca ini membuat saya sedikit tercerahkan dengan cerita nya. Thanks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat selalu ya, Kak. Terima kasih sudah mampir. :)

      Hapus
  4. Keren reviewnya mba ❤. Cara mba memberikan review pun bagus sekali tata bahasanya, kalimat per kalimat meluncur dengan apik dan detail. Ga kalah keren dari itu film ini ternyata sarat nilai moral juga ya, dan ga melulu identik dengan adegan romance ala western ya.. Btw ini film lama kah mba?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih banyak, Kak. Masih harus banyak belajar menulis review nih. Hehe. Iya betul, nilai moral filmnya menurut saya bagus. Ini film tahun 2015, Kak. Saya ternyata lupa mencantumkannya. Hehe. Terima kasih banyak sudah mampir. :)

      Hapus
  5. The intern, ok noted. Nanti coba cari. Thanks review nya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat mencari, Kak. Terima kasih sudah mampir. :)

      Hapus
  6. Wah jadi pengen nonton langsung filmnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayuk, nonton, Kak. Seru lho. Hehe. Terima kasih sudah mampir. :)

      Hapus
  7. Saya termasuk penyuka film-film Barat apalagi aktor-aktor kawakan yang namanya legendaris seperti Robert de Niro. Boleh nih kapan ada kesempatan nonton filmnya. Makasih Mbak review nya, god job.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Akting beliau memang mengesankan ya, Kak. Terima kasih banyak sudah mampir. :)

      Hapus
  8. Saya suka film beginian...terimakasih infonya buat ngisi acara weekend

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, Kak. Selamat menonton. Terima kasih sudah mampir. :)

      Hapus
  9. Menarik sekali reviewnya, Mbak. Membuat saya tertarik, Ane Hateway si bibir seksi..😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, Kak. Film n pemainnya memang juga menarik kok. Hehe. Terima kasih sudah mampir.

      Hapus
  10. Waaah ... bakal masuk list tontonan selanjutnya nih ... Tema yg diangkat nyerempet ke arah gender,jadi nambah greget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Temanya memang bikin geregetan, Kak. Hayuk, coba ditonton. Hehe. Terima kasih banyak sudah mampir. :)

      Hapus
  11. Thanks review filmnya kak, kok saya tertarik jadi pengen nonton niiih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih juga sudah mampir, Kak. Hayuk, coba ditonton. hehe

      Hapus
  12. Menjadi tua bukan berarti tidak produktif lagi.. bisa dinasukkankan antrian tontonan selanjutnya...
    trims mbak review nya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaps, betul sekali, Kak. Dalem banget pesan filmnya ya. Hehe. Terima kasih sudah mampir.

      Hapus
  13. Kadang usia hanya sebatas angka ya, Mbak. Yang penting tetap semangat dan berjiwa muda, serta mau terus produktif berkarya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaps, betul sekali itu, Kak. Terima kasih sudah mampir. :)

      Hapus
  14. Ide ceritanya unik ya kak. Malah saya belum pernah menemukan yang seperti ini.

    Cara penulisan kakak juga keren sangat. Runut, halus dan tak terasa tiba diakhir penuturan
    Sukses selalu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih banyak, Kak. Masih harus banyak belajar nih. Hehe.
      Ide cerita filmnya memang unik banget ya, greget.
      Sukses selalu juga untuk dirimu, terima kasih sudah mampir. :)

      Hapus
  15. Balasan
    1. Tos, Kak. Hehehe. Terima kasih banyak sudah mampir. :)

      Hapus
  16. Naahh aku suka film genre begini 😍😍 thank you rekomendasinya mbk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, Kak. Terima kasih juga sudah mampir.

      Hapus
  17. Baca dari awal beneran runut ya nggak sadar udah selesai tulisannya. Keren

    BalasHapus
  18. hasil belajar review film ya Non...
    Keren, aku kudu sinau meneh!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha, betul, Mbakyu. Makasih udah mampir ya. Hayuk, sinau bareng.;)

      Hapus
  19. Wah menarik sekali film ini. Usia berumur bukan berarti seseorang harus berhenti belajar ya. Salut dengan tokoh Ben

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul, Kak. Inspiratif banget deh tokoh Ben ini.
      Btw, terima kasih sudah mampir.

      Hapus
  20. Aku jadi ingat drakor yang judulnya "Kkondae Intern". Tentang pensiunan perusahaan mie yang bekerja sebagai pemagang di perusahaan mie saingannya dulu. Di situ ketemu sama mantan anak buahnya yang dulu dia permalukan habis-habisan. Hubungan mereka kayak Tom sama Jerry gitu, musuhannya lucu, bertengkarnya kayak anak kecil, tapi lama kelamaan keliatan sifat asli mereka, kalau saling sayang. Eh, kok malah curton (curhatan nonton). 🤣

    Pokoknya aku selalu suka tulisan Mbak Esy. Daebak. 👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aw, aw, aw. maeu gamsahabnida, Eonnie Lana.
      Wah, sepertinya seru tuh drakornya. Ntar mau nonton juga, ah. Hihihi. Terima kasih banyak udah mampir dan kasih rekomen film seru ya. :)

      Hapus
  21. Keren tulisannya jadi ingin nonton filmnya.

    BalasHapus
  22. Terima kasih banyak, Kak. Hayuk, nonton. Hihihi.

    BalasHapus