The Age of Adaline: Embracing the Beauty of Growing Old

 

The Age of Adaline menampilkan sisi lain dari sesuatu yang menjadi dambaan banyak orang, khususnya kaum wanita, yakni awet muda.

 

Pesan moral film The Age of Adaline ini rasanya cocok untuk dibahas saat kita akan bertambah usia di tahun baru.

 

Detail dan Sinopsis Film The Age of Adaline

Judul                    : The Age of Adaline   

Sutradara             : Lee Toland Krieger

Produser              : Sidney Kimmel, Gary Lucchesy, dan Tom Rosenberg

Penulis Skenario : J. Mills Goodloe dan Salvador Paskowitz

Pemain                 : Blake Lively, Harrison Ford, Michiel Huisman, Ellen Burstyn, dll.

Produksi              : Lakeshore Entertainment dan Sidney Kimmel Entertainment

Rilis                     : April 2015

Distributor           : Lionsgate

Durasi                  : 113 menit

Genre                   : Drama sci-fi (13+)

 

Sebuah insiden membuat Adaline Bowman (Blake Lively) berhenti mengalami penuaan. Ia tetap selalu tampak bak perempuan 29 tahun meski sebenarnya telah hidup selama delapan dekade.

 

Akan tetapi, alih-alih merasa beruntung dan bahagia, Adaline justru selalu dihantui kekhawatiran. Pasalnya, keistimewaan itu membuat beberapa orang curiga dan ingin menjadikannya sebagai  obyek penelitian.

 

Adaline pun terpaksa harus hidup berpindah-pindah dan berganti-ganti identitas. Ia bahkan tak  bisa terang-terangan menjalin hubungan dengan putri tunggalnya, Flemming (Ellen Burstyn).

 

Setelah sekian lama membiasakan diri hidup menjanda dan terisolir, pertemuannya dengan Ellis Jones (Michiel Huisman) akhirnya membuat hati Adaline tergugah.

 

Akan tetapi, ia takut untuk menyambut perasaan pemuda itu karena dengan begitu rahasianya lambat laun pasti akan terbongkar.  

 

Kesan Terhadap Film The Age of Adaline

Ide cerita film ini bisa dibilang cukup unik dan menarik. Alur kisahnya sendiri relatif cukup mudah ditebak, tetapi tetap menjanjikan liku-liku kisah yang mengundang penasaran.

 

Pesan moralnya pun cukup relevan dan inspiratif. Pesan ini tersirat cukup jelas melalui sosok Adeline yang anggun, berpengetahuan luas, tetapi harus hidup dalam kesepian.

 

Nama aktor senior Harison Ford dan aktris cantik Blake Lively tentunya juga menjadi daya tarik tersendiri bagi drama Sci-Fi ini.

 

Selaras dengan judulnya, jalan cerita film ini memang lebih berfokus pada sosok Adaline. Hal ini membuat keberadaan karakter lain jadi terkesan tidak terlalu terekspos.

 

Padahal, jika dikembangkan lebih jauh, hal-hal ini rasanya bisa menjadi sumber konflik tambahan yang membuat alur film menjadi lebih greget.  

 

Contohnya karakter Flemming. Sebagai anak, tidak pernahkah ia marah karena terpaksa ikut mengalami kesulitan untuk bisa hidup secara normal akibat kondisi istimewa Adaline?

 

Selain itu, sebagai sesama perempuan, tidak pernahkah ia cemburu pada ibunya yang bisa selalu awet muda dan cantik?

 

Selanjutnya, ada karakter William yang diperankan oleh Harison Ford. Penonton barangkali bisa merasakan ada sesuatu yang mengganjal dalam hubungan Wiliam dengan istri dan keluarganya.

 

Sayangnya, hal ini tidak terlalu dijabarkan dengan jelas, bahkan setelah akhirnya sumber ganjalan itu terkuak dengan lebih jelas.

 

Para penggemar Harison Ford bahkan harus bersabar menunggu kemunculan sang aktor hingga pertengahan cerita. Hal ini membuat film seolah jadi memiliki adegan pengantar yang  panjang.

 

Selain itu, ada beberapa hal yang sebetulnya menarik, tetapi sayangnya seperti hanya dimunculkan  begitu saja pada bagian akhir film. 

 

Seandainya hal-hal itu disisipkan sejak awal cerita, rasanya akan membuat alur kisah ini menjadi lebih kompleks, utuh, solid, dan menarik.  

 

Secara keseluruhan, The Age of Adaline adalah sebuah tontonan ringan yang cukup menghibur, sekaligus mengajarkan kita untuk menghargai dampak pertambahan usia.