1 Januari: Sebuah Upaya Untuk Bisa Memulai Semuanya dari Awal Lagi
Detail dan Sinopsis Cerita “1 Januari”
Judul: 1 Januari
Penulis: Pudjangga Lama
Penyunting: M. L. Anindya Larasati
Penerbit: PT Elex Media Computindo
Terbitan: 2020
Tebal buku: 212 halaman
ISBN: 978-623-00-1533-5
Rate: 13+
Perkenalan Er dan Aya bermula pada 1 Januari 2005. Kala itu, Er sedang asyik melukis di Kota Tua sambil menunggu sahabatnya selesai kencan.
Aya yang sangat mengagumi bakat Er lantas meminta pemuda 16 tahun itu untuk melukisnya. Sebagai gantinya, Aya akan menyanyikan lagu ciptaannya khusus untuk Er.
Perkenalan singkat itu menimbulkan getar-getar rasa dalam diri Er terhadap Aya, tak peduli gadis itu 10 tahun lebih tua darinya.
Namun, ternyata masih ada rintangan lain yang harus dihadapi calon pasangan ini. Aya menegaskan bahwa mereka hanya bisa bertemu setiap tanggal 1 Januari.
Er kemudian mengetahui bahwa tempat tinggal Aya bukan sekedar jauh, tetapi tak terjangkau. Ia bahkan perlu mempelajari teori Einstein dulu untuk memahami jalan ke sana.
Lantas, apakah akan ada harapan untuk kelangsungan hubungan pasangan yang terpisah oleh sesuatu yang cukup fantastis ini?
Merunut Liku-liku Kisah Er dan Aya dalam “1 Januari”
Selain unik dan menarik, judul cerita ini sangat cocok untuk menggambarkan premisnya yang berhubungan hasrat untuk memperoleh sebuah kesempatan baru.
Realitanya, 1 Januari memang sering dianggap sebagai momen untuk memulai lagi dari awal, bukan? Sungguh sebuah pilihan yang cerdik dan cermat.
Novel ini terbagi dalam enam babak (plus epilog). Masing-masing babak memiliki timeline yang berbeda dan secara bertahap mengungkapkan liku-liku hubungan unik Er dan Aya.
Metode pengungkapan ini membuat jalan ceritanya menjadi lebih menarik dan mengundang penasaran. Namun, Anda pun mungkin perlu lebih berkonsentrasi saat membaca.
Setelah mengetahui kisahnya lebih jauh, terutama setelah memasuki babak kedua, rasanya sulit untuk tidak tersentuh dengan kondisi Er dan Aya.
Ada keceriaan, harapan, cinta, kerinduan, tragedi, ketabahan, dan beberapa kejutan yang berhubungan ilmu fisika dalam kisah ini.
Membacanya barangkali akan membuat minat pembaca muda terhadap ilmu fisika tersebut, khususnya teori relativitas Einstein, makin meningkat.
Kepiawaian penulis memasukkan unsur sci-fi dalam latar dunia anak muda Indonesia modern ini juga patut mendapat apresiasi.
"1 Januari" membuktikan bahwa novel sci-fi Indonesia tak boleh dipandang sebelah mata karena dianggap terlalu fantastis sehingga kurang masuk akal.
Sebaliknya, cerita ini memiliki porsi imajinasi dan relevansi yang cukup seimbang. Sederhananya, sekilas mirip seperti kesan ketika membaca Harry Potter.
Alhasil, pembaca bakal cukup tergelitik memikirkan kemungkinan terjadinya realita kondisi Er dan Aya di dunia nyata saat ini.
Tempo ceritanya sendiri cukup cepat dan tidak bertele-tele. Sementara itu, gaya bahasanya luwes dan enak disimak, cocok untuk konsumsi anak muda.
Romantisme antar pasangan yang harus menjalani hubungan jarak jauh tentunya menyimpan daya tarik tersendiri bagi para pembaca.
Lebih lanjut, kisah ini juga mengajak pembaca muda untuk mengintip sedikit mengenai kehidupan rumah tangga yang mungkin tak seindah pacaran.
Novel ini mengingatkan pembaca agar lebih bijaksana dan tidak lekas terbawa emosi dalam menjalin relasi dengan orang terkasih.
Pasalnya, jika terbawa emosi, kita bisa jadi akan melakukan kesalahan yang akan kita sesali di kemudian hari.
Padahal, kemampuan untuk memutar balik waktu demi memperbaiki kesalahan di masa lalu adalah sesuatu yang berada di luar kuasa kita.
Secara keseluruhan, novel ini bercerita tentang sepasang anak muda yang harus berjuang menaklukkan waktu demi bisa meraih kebersamaan.
Sebuah kisah cinta bernuansa sci-fi yang manis, sedikit fantastis, dan cukup membuat miris. Itulah "1 Januari". Apakah Teman-teman berminat membacanya?
Posting Komentar
28 Komentar
waaa aku penasaran bgt pengin bacaaa
BalasHapusApalagiiiii Novel ini mengingatkan pembaca agar lebih bijaksana dan tidak lekas terbawa emosi dalam menjalin relasi dengan orang terkasih.
Kerennnn
Ahay. Monggo, langsung aja dikepoin di iPusnas, Kak.
HapusSuka banget kisah kisah seperti ini mau ah bacanya biar makin mellow
BalasHapusHehe, monggo langsung dikepoin aja di iPusnas, Kak.
HapusWah keren ya kak penulis Indonesia bisa menulis cerita seperti ini, hihi lucu istilahnya, bahkan untuk menuju rumahnya harus ngutak ngatik teori Einstein. Aaah JD pingin baca.
BalasHapusHihi, iya nih, Kak. Rasanya agak jarang bisa nemu novel Indo yang temanya unik begini, lalu pembahasannya juga enak, nggak kelewat fantastis.
HapusWah... sepertinya seru nih novelnya. Saya suka genrenya. Ada versi ebook-nya ga ya
BalasHapusBukunya ada di iPusnas, nih, Kak.
HapusWah menarik ternyata novelnya tentang kisah romantis berbalut sci fi, kesukaanku nih. Tapi nampak agak rumit ya hidupnya, harus memecahkan teori untuk ketemu saja hehe
BalasHapusUnik sih ini, Kak. Berbau sci-fi, tapi gaya bahasanya simpel and ringan banget, enak buat dibaca.
Hapusbacanya nanti tanggal 1 januari aja ya? hehe. seru sih science fiction, jadi inget sci-fi nya Tere Liye
BalasHapusWah, penasarannya harus dipendam setahun lagi, dong, Kak. Hihi. Baca dulu aja sekarang, tanggal 1 Januari tahun depan tinggal dibaca ulang. Hehe.
HapusAwal baca judulnya saya kira buku tentang resolusi gitu, ternyata novel ya yang bertema sci-fi, jadi penasaran aku mbak
BalasHapusSaya kirain awalnya juga gitu, Kak. Nggak nyangka kalau ceritanya berbau-bau sci-fi. Hihi. Lumayan seru sih ini.
HapusSepertinya menarik nih, bagian awalnya mengingatkan oada cerita di webtoon..
BalasHapusAda webtoon yang vibesnya mirip ya, Kak? Saya jadi gantian kepo nih.
Hapuswah sepertinya ceritanya pelik nih bener gak kak? bakalan seru dan bikin penasaran kayaknya
BalasHapusLumayan seru, nih, Kak. Jalan ceritanya agak nggak ketebak, bikin penasaran, deh, jadinya.
HapusPenasaraaaan, mana judulnya aku banget, januari, bulan yang dinantikan sama aku dan anakku hihi
BalasHapusAhay, apakah kiranya itu yang dirimu dan si Kecil nanikan di bulan Januari? Kok saya yang gantian jadi penasaran ini? Hihihi.
HapusWah wah, bagus banget cuplikannya. Kalau mau baca gimana ya dapat bukunya.
BalasHapusAhay. Mamacih, Kak. Bukunya ada di iPusnas, nih, Kak.
HapusMasyaa Allah kayaknya novel ini bakal punya vibes mirip karya Makoto Shinkai. Scifi dibalut romance sepertinya menyenangkan buat dibaca.
BalasHapusSepertinya begitu ya, Kak. Sci-fi romance tuh ceritanya manis-manis seru gimana gitu, ya. Hehe.
Hapuskisah-kisah sci-fi emang terkesan agak berat yaa, apalagi ada unsur-unsur ilmiahnya tapi tetap penasaran buat dibaca..pengen tau kenapa ketemunya hanya bisa 1 januari hehehe
BalasHapusHehe. Monggo dikepoin langsung aja bukunya di iPusnas, Kak. Gaya bahasanya ringan n enak banget deh buat diikuti.
Hapuslama ndak baca fiksi nih mbak.pas baca ini kenapa judulnya 1 januari ya hehehe. terus baca lagi ke bawah ternyata menarik ya ada sesi ilmiahnya
BalasHapusHehe. Ayo baca fiksi lagi, Kak. Buku ini lumayan seru deh, gampang dipinjam juga di iPusnas.
Hapus