Belajar Mengenal Diri Sendiri dengan Bantuan Tes 16 Personalities

 


“Be yourself” atau “Jadilah dirimu sendiri” merupakan salah satu slogan yang cukup populer di masyarakat. Pertanyaannya, apakah kita sungguh-sungguh sudah mengenal diri sendiri? 


Hal ini rasanya perlu kita renungkan dengan seksama. Pasalnya, mengenal diri sendiri merupakan modal penting untuk kita bisa menjalani hidup dengan lebih positif dan efektif. 

Apa yang Dimaksud dengan Mengenal Diri Sendiri? 


Mengenal diri sendiri berarti kita memahami seluk beluk karakter dan kepribadian kita, yang meliputi kelebihan, kekurangan, preferensi, pemikiran, dan perasaan.


Hal ini memang membutuhkan proses dan tidak terjadi secara instan. Namun, kemampuan ini sangat bermanfaat, baik untuk hubungan kita dengan diri sendiri maupun orang lain. 

Manfaat Mengenal Diri Sendiri 

Mengenal diri sendiri mempunyai beberapa manfaat, antara lain:

Mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri

Poin pertama yang biasanya kita dapatkan dari upaya mengenal diri sendiri adalah mengetahui kelebihan dan kekurangan pribadi. 


Beberapa orang seringkali lebih menyadari kekurangannya dan merasa  tidak punya kelebihan sama sekali sehingga menjadi rendah diri. Di sisi lain, ada pula yang merasa sebaliknya.


Perlu kita sadari bahwa sejatinya Tuhan menciptakan setiap manusia secara unik, lengkap dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. 


Jadi, untuk dapat mengenal diri sendiri dengan baik, kita perlu mencari tahu kelebihan dan kekurangan itu secara menyeluruh. 

Memudahkan kita untuk mengambil keputusan terkait masa depan

Setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan pribadi, kita akan bisa lebih mudah menentukan sejumlah pilihan yang berkaitan dengan masa depan. 


Contoh yang paling umum adalah menentukan jurusan yang akan diambil di perguruan tinggi, menentukan pilihan karir, dll. 

Menjadi modal dasar untuk melakukan pengembangan diri

Setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan pribadi, kita juga akan bisa menentukan upaya-upaya yang perlu untuk mengasah dan, bila mungkin, memperbaikinya.


Dengan begitu, kita akan bisa terus berkembang menjadi pribadi yang lebih baik lagi. 

Membuat kita bisa lebih bersyukur dan mencintai diri sendiri 

Pepatah populer “tak kenal maka tak sayang” bisa dibilang juga berlaku dalam konteks pengenalan terhadap diri sendiri.


Setelah mengenal diri sendiri (memahami cara berpikir, kelebihan, kekurangan, dll), kita umumnya akan lebih mudah untuk bisa mengasihi diri  sendiri. 


Selain itu, kita juga akan bisa mensyukuri fakta bahwa Tuhan menciptakan kita sebagai pribadi yang unik dan tidak ada duanya.

Meningkatkan kepercayaan diri, terutama dalam berinteraksi dengan orang lain

Dengan mengetahui semua orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing niscaya akan membuat kita bisa memandang diri sendiri dengan lebih positif. 


Lebih jauh, setelah memahami kelebihan dan kekurangan pribadi, kita pun tidak lagi akan merasa kurang baik (inferior) dibandingkan orang lain. 


Kita akan menyadari bahwa sejatinya kita hanya memiliki kepribadian yang berbeda dari orang lain. Hal ini justru membuat kita dan sesama bisa saling melengkapi. 


Dengan pemahaman ini, kita niscaya akan bisa lebih percaya diri saat berinteraksi dengan orang lain tanpa merasa minder.

Cara Mengenal Diri Sendiri 

Ada beberapa cara yang relatif sederhana yang bisa Anda lakukan untuk mencoba mengenal diri sendiri, antara lain:

Luangkan waktu untuk melakukan refleksi diri 

Refleksi diri sangat bermanfaat untuk membantu kita menemukan jati diri, visi, dan nilai-nilai pribadi. 


Hal ini juga akan sangat bermanfaat untuk membantu kita mengenal diri sendiri, terutama menyangkut pemikiran, perasaan, serta preferensi pribadi.

Cermati hal-hal yang dikuasai dan kurang dikuasai 

Dengan memilah hal-hal yang dikuasai dan kurang dikuasai, biasanya kita akan bisa menilai kelebihan dan kekurangan kita. 


Anda bisa juga melakukannya dengan memilah hal-hal yang Anda sukai dan kurang sukai. Biasanya, kita cenderung lebih suka melakukan hal-hal yang sungguh-sungguh kita kuasai. 

Rutin menulis jurnal pribadi

Menuliskan pemikiran, perasaan, dan hasil refleksi diri akan membuat kita lebih mudah mengingatnya. Lebih lanjut, kita juga bisa membacanya kembali untuk melakukan analisis lebih mendalam. 


Selain membantu proses pengenalan diri sendiri, kegiatan menulis jurnal atau journaling juga dapat bermanfaat meningkatkan produktivitas kita. 

Meminta feedback dari orang lain

Kemampuan kita untuk melakukan refleksi dan menganalisa diri sendiri seringkali terbatas. Oleh karena itu, ada baiknya kita meminta pendapat dan masukan dari orang lain. 


Sebaiknya, pilihlah orang-orang dekat yang cukup mengenal Anda dan Anda yakini mampu memberikan penilaian secara obyektif. 

Mengikuti tes psikologi 

Bila perlu, Anda bisa juga memanfaatkan jasa atau fasilitas profesional. Ada beberapa jenis tes psikologi yang bisa membantu Anda mengenali tipe kepribadian, contohnya 16 personalities.

Mengenal Lebih Jauh Mengenai Tes 16 Personalities 

(Sumber: Loft.com)


Tes MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) atau 16 personalities merupakan salah satu tes psikologi kepribadian yang cukup populer belakangan ini. 


Pasalnya, pengerjaan tes ini relatif mudah dan sederhana. Selain itu, hasilnya pun terbilang cukup detail dan akurat. 

Domain Tes MBTI 

Istilah Myers-Briggs Type Indicator diambil dari nama pencetusnya, yakni Katharine Cook Briggs dan putrinya Isabel Briggs Myers (seorang penulis Amerika).  


Merujuk pada teori Carl Jung, pasangan ibu dan anak ini menjabarkan tipe psikologi utama manusia dalam empat kategori, yaitu: 

Extraversion (E) atau Introversion (I) 

Tipe psikologi ini berhubungan dengan cara individu berinteraksi dengan dunia sekitarnya. Seorang extrovert dikenal lebih suka berinteraksi dengan orang banyak, sedangkan introvert lebih suka menyendiri. 

Sensing (S) atau Intuition (N)

Tipe psikologi ini berhubungan dengan cara seseorang memproses informasi (cara berpikir). Tipe S cenderung berpikiran lebih praktis dan realistis, sedangkan tipe N imajinatif dan abstrak. 

Thinking (T) atau Feeling (F)

Tipe psikologi ini berkaitan dengan cara individu mengambil keputusan. Sesuai istilahnya, tipe T lebih mengedepankan pemikiran dalam membuat keputusan, sedangkan tipe F mengutamakan perasaan. 

Judgment (J) atau Perception (P)

Tipe psikologi yang terakhir ini berkaitan dengan fleksibilitas pola hidup. Tipe J dikenal lebih teguh dan tegas, sedangkan tipe P lebih fleksibel dan  adaptif. 


Kombinasi dari keempat kategori psikologi utama manusia ini menghasilkan 16 tipe kepribadian, yang membuat MBTI kerap disebut pula 16 personalities. 

Jenis-jenis Kepribadian Menurut Tes MBTI 

Selain pengguna mandiri, banyak juga perusahaan yang menerapkan tes 16 personalities ini untuk menyeleksi karyawan. Adapun keenam belas tipe kepribadian menurut tes MBTI adalah: 


  • INTJ (Sang Arsitek) 
  • INTP (Ahli Logika) 
  • ENTJ (Komandan) 
  • ENTP (Ahli Debat) 
  • INFJ (Advokat) 
  • INFP (Mediator) 
  • ENFJ (Protagonis)
  • ENFP (Juru Kampanye) 
  • ISTJ (Ahli Logistik) 
  • ISFJ (Pembela) 
  • ESTJ (Eksekutif) 
  • ESFJ (Konsul) 
  • ISTP (Virtuoso) 
  • ISFP (Petualang)
  • ESTP (Pengusaha)
  • ESFP (Penghibur) 


Untuk mengetahui lebih detail mengenai tipe-tipe kepribadian ini atau mencoba mengikuti tesnya, Anda bisa langsung mengunjungi situs resmi 16 personalities.


Anda tak perlu khawatir karena situs ini juga tersedia dalam layanan berbahasa Indonesia. Jadi, Anda tidak akan kesulitan jika ingin mencoba mengikuti tesnya. 


Apakah Anda sudah pernah mencoba mengenal diri sendiri dengan bantuan tes 16 personalities ini sebelumnya? Jika sudah, termasuk tipe kepribadian yang manakah Anda? 


Referensi: 

https://www.detik.com/bali/berita/d-6554624/mbti-adalah-16-tipe-kepribadian-manusia-simak-penjelasannya 

https://www.gramedia.com/best-seller/cara-mengenal-diri-sendiri/ 

https://www.mindtera.com/article-posts/cara-mengenali-diri-sendiri 

 

Posting Komentar

27 Komentar

  1. Aku kayaknya udah ngisi ini 2 kali di tahun yang berbeda dan hasilnya tetep sama, ESTJ. Wkwk. Pas baca hasilnya memang mirip sama kepribadianku sih, plus minusnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Konsisten, ya, Kak Imawati. Hihi. Saya pas baca hasil tes saya juga, wow, kok diriku banget, ya. Wkwkwk.

      Hapus
  2. Tipikal hidup aku model yang terencana, krn tau serba panik makanya prepare segala sesuatunya, bahkan kerjaan modelmya harus kelar satu baru berani ambil kerjaan lain. Gak berani ambil sekaligus. Makin dewasa banyak orang mulai mencoba mengenali diri sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rapi, terencana, dan bertanggung jawab banget nih, Kak Dessy. Hm, kira-kira masuk MBTI mana ya? Hihi. Mungkin karena makin dewasa, orang jadi lebih sadar manfaat dari mengenal diri sendiri ini ya, Kak.

      Hapus
  3. Aku pernah tes MBTI jg bbrp tahun lalu. eh tapi sekarang sdh lupa sy masuk ke jenis kepribadian yang mana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha, boleh tuh kalau mau iseng nyobain tes lagi, Kak Nunu.

      Hapus
  4. Wah referensi banget nih untuk minat dan bakat..untuk anak gimana ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Dari referensi yang saya baca, tes ini ternyata nggak direkomendasikan untuk anak-anak, Kak. Kalau saya simpulkan, alasannya karena kepribadian sifatnya cenderung lebih dinamis, apalagi pada anak-anak. Jadi, agak beda sih tes kepribadian ini dengan tes minat bakat yang bertujuan menilai kemampuan verbal, numerik, atau motorik gitu. Hehe.

      Hapus
  5. Belum pernah mencoba. Malah baru tahu sekarang ini.
    Jadinya beneran pengen tahu lebih detail mengenai tipe-tipe kepribadian itu.
    Senangnya kalau udah ada edisi bahasa Indonesia nya. Jadi gak terasa sulit dengan istilah dan suruhannya ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, betul, Kak. Kalau tesnya berbahasa Inggris, bisa jadi hasil tesnya nanti jadi kurang efektif karena ada pertanyaan yang kurang kita pahami dan berakhir salah jawabnya.

      Hapus
  6. Aku uda beberapa kali mencoba tes MBTI dan buntutnya selalu berubah-ubah. Yang tetap dari duluuuu (zaman SMA) sampai sekarang adalah 2 didepan.

    Memang setiap kepribadian manusia itu unik.
    Tapi semoga ketika abis tes MBTI, kita gak membatasi diri kita dengan hasil tes yaa.. Hihi, kebayang kalo pingin bidang kerja tertentu, namun gak sesuai dengan MBTI test-nya. Huhuhu..

    Just, be your self.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha. Betul banget, Kak. Hasil tes ini sifatnya hanya untuk membantu/ memberi pandangan saja. Yang penting ikuti kata hati. Kalau memang punya passion dan kemampuan di bidang tertentu yang nggak tercantum di daftar rekomendasi hasil tes, nggak ada salahnya untuk menjalani pilihan itu.

      Hapus
  7. Tak mengenali diri sendiri ini juga fatal ya, jadi tidak mengetahui potensi diri sendiri, padahal setiap orang istimewa dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing
    Dengan tes ini jadi lebih kenal potensi yang akan dioptimalkan fokus pada kekuatan bukan pada kelemahan ya Kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Kak Dyah. Hasil tes ini bisa bermanfaat membantu membuka pikiran orang untuk menyadari potensi terpendam yang mungkin nggak dia sadari sebelumnya.

      Hapus
  8. Saya baru tau tes MBTI ini, belum pernah mencoba. Cuma beberapa kali penasaran dengan singkatan di bio orang, ternyata itu hasil tes MBTI. Penting banget sih mengenali diri untuk saran mencapai tujuan hidup, karena fokus memahami kekuatan diri yang dimiliki

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tes ini rasanya memang cukup banyak diminati, Kak April. Soalnya simpel dan hasil analisanya pun cukup mudah dipahami. Saya pribadi cukup terbantu sih dengan hasil tes ini. Hehe.

      Hapus
  9. Mengenali diri sangatlah penting ya, mba.
    Dan, penting untuk setiap orang bisa mengenali diri sejak dini. Bisa nih diterapkan untuk para Moms pada anak-anaknya.

    Ada tes 16 personalities yang bisa dicoba untuk mengenali diri dengan tepat. Hmm oke juga, nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe. Tes ini ternyata malah tidak direkomendasikan untuk anak-anak, Kak Susi. Soalnya kita yang sudah dewasa aja kadang bisa sedikit berubah kepribadiannya, apalagi anak-anak, ya. Jadi, ada kekhawatiran nanti orang tua terlalu cepat melabeli anaknya dengan tipe kepribadian tertentu, padahal dia masih dalam fase perkembangan dan akhirnya justru jadi menghambat fase tersebut.

      Tes ini lebih direkomendasikan untuk orang-orang yang sudah akil balig, sebagai bahan referensi untuk membantu mengenal diri sendiri dan memiliki gambar diri yang lebih seimbang. Eh, kok, jadi panjang. Hihi.

      Hapus
  10. Sepertinya harus coba tes personalities deh aku, siapa tau hasil waktu sebelum menikah dan setelah menikah berbeda 🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe. Kadang perubahan fase kehidupan memang bisa mempengaruhi tipe kepribadian (terutama cara berpikir) kita ya, Kak.

      Hapus
  11. Menarik nih kak jadi tahu bagaimana mengenal diri sendiri, kadang mikir kelebihanku dibidang apa ya, yang jadi fokus malah kekurangan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama, Kak. Saya awalnya juga berpikir saya ini lebih banyak kurangnya, lebihnya dalam hal apa ya? Waktu baca hasil tes kalau saya sebetulnya tergolong kreatif, jadi berpikir, "Hei, mungkin itu betul juga ya." Kayak dapat insight baru. Haha.

      Hapus
  12. Menarik ini, kalau nonton drakor itu kadang muncul kalimat terkait MBTI ini... Nanti. Coba deh

    BalasHapus
  13. mungkin karena umur udah mulai sepuh eh 43 tahun, mengenal diri sendiri udah sejak lama saya lakukan. dengan mengenal diri membuat saya nyaman, mandiri dan percaya diri. tp untuk tes psikologi belum pernah sih

    BalasHapus
  14. Jadi pengen tes ulang nih kak, dulu pernah tes tapi lupa hasilnya apaan ahaha. Abis ini cuss tes dah

    BalasHapus