Mengenal Sedentary Lifestyle, Dampak, dan Cara Menyikapinya
Sedentary lifestyle ialah gaya hidup yang kerap tanpa sadar diterapkan oleh masyarakat modern dan bisa berdampak kurang baik bagi kesehatan.
Pernahkah Anda mendengar istilah Sedentary Lifestyle? Istilah ini merupakan sebutan untuk suatu pola perilaku atau gaya hidup yang banyak diterapkan oleh masyarakat modern dewasa ini.
Bahkan, bisa jadi Anda pun tanpa sadar telah menjalani perilaku Sedentary Lifestyle. Perlu Anda ketahui, gaya hidup ini ternyata bisa berdampak kurang baik bagi kesehatan.
Apakah Itu Sedentary Lifestyle?
Menurut situs Kementerian Kesehatan, Sedentary lifestyle artinya gaya hidup individu yang aktivitas di luar jam tidurnya hanya mengeluarkan sedikit kalori.
Sederhananya, gaya hidup ini minim aktivitas atau pergerakan fisik, terutama yang berskala berat dan memerlukan banyak energi.
Contoh aktivitas yang hanya menghasilkan sedikit pengeluaran kalori tersebut antara lain:
- - Membaca buku
- - Bermain ponsel
- - Menonton film atau siaran televisi
- - Bekerja di depan laptop atau komputer
- - Duduk di dalam mobil atau alat transportasi lainnya
Klasifikasi Sedentary Lifestyle
Berdasarkan durasinya, gaya hidup minim aktivitas fisik ini dapat dibagi dalam tiga klasifikasi, yaitu:
- - Sedentary level rendah, yakni jika Anda hanya melakukan aktivitas minim pengeluaran energi itu kurang dari 2 jam setiap harinya.
- - Sedentary level menengah apabila aktivitas minim pengeluaran kalori itu berlangsung sekitar 2 – 5 jam setiap harinya, dan
- - Sedentary level tinggi jika Anda melakukan aktivitas minim pengeluaran energi itu lebih dari 5 jam per hari.
Pelaku Sedentary Lifestyle
Menilik definisinya, rasanya bisa dibilang hampir semua orang, terutama di kota-kota besar, merupakan pelaku gaya hidup minim aktivitas fisik ini.
Rentang usia pelaku gaya hidup minim aktivitas fisik ini juga relatif luas, yakni anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga lanjut usia.
Penyebab Berkembangnya Sendentary Lifestyle
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan maraknya perkembangan gaya hidup minim aktivitas fisik di kalangan masyarakat modern dewasa ini, antara lain:
Kemajuan teknologi
Teknologi yang kian maju telah menghadirkan berbagai inovasi yang dapat meningkatkan kualitas hidup, memberikan kenyamanan, serta memudahkan masyarakat dalam beraktivitas.
Ironisnya, hal tersebut juga mendorong terbentuknya budaya instan yang mengakibatkan masyarakat cenderung menginginkan segala sesuatunya berlangsung serba cepat dan mudah.
Jadi, mereka umumnya lebih suka memanfaatkan mesin atau alat bantu agar tidak perlu mengeluarkan terlalu banyak tenaga saat melakukan sesuatu.
Contohnya, orang cenderung lebih suka naik lift ke lantai dua ketimbang tangga, naik kendaraan bermotor alih-alih harus berjalan beberapa meter.
Belum lagi dewasa ini tuntutan profesi seringkali mengharuskan Anda untuk duduk mengetik selama berjam-jam di depan laptop atau komputer.
Merebaknya pandemi
Kemunculan pandemi COVID-19 beberapa waktu lalu juga merupakan salah satu faktor penyebab makin meluasnya perkembangan Sedentary Lifestyle di kalangan masyarakat.
Anda tentunya masih ingat bahwa selama pandemi itu hampir semua orang terpaksa harus lebih banyak berdiam diri di rumah.
Anda bahkan nyaris tidak diizinkan keluar rumah untuk sekedar menyapa tetangga. Segala macam aktivitas seperti belajar mengajar, bekerja bahkan berkomunikasi pun harus dilakukan secara daring.
Hal ini menyebabkan jenis aktivitas fisik yang bisa Anda lakukan pun jadi relatif lebih terbatas sehingga muncullah istilah Kaum Rebahan.
Meski situasi sekarang sudah membaik, perilaku yang terbentuk akibat adaptasi terhadap pembatasan sosial tersebut belum tentu otomatis kembali seperti semula.
Faktor internal individu
Selain karena pengaruh eksternal, faktor internal ternyata juga bisa menjadi alasan seseorang menjalankan gaya hidup yang minim aktivitas fisik.
Anda tentunya sudah sangat memahami bahwa setiap orang mempunyai karakter, minat, bakat, kemampuan, serta kondisi fisik yang berbeda-beda.
Ada beberapa orang yang memiliki kepribadian aktif dan menyukai berbagai macam aktivitas fisik menantang. Sementara itu, ada juga orang yang pembawaannya lebih tenang dan pendiam.
Dampak Negatif dari Sedentary Lifestyle
Fenomena berkembangnya gaya hidup yang minim aktivitas ini telah menarik minat sejumlah pihak, terutama medis, untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
Hasilnya, hampir semua sedentary lifestyle jurnal menyebutkan bahwa gaya hidup ini dapat berdampak negatif terhadap tiga aspek kehidupan, sebagai berikut:
Menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan secara fisik
Sejumlah hasil penelitian medis mencatat bahwa orang-orang yang kurang aktif secara fisik akan beresiko mengalami berbagai macam gangguan kesehatan.
Beberapa jenis permasalahan kesehatan yang dapat menghantui orang-orang yang kurang banyak bergerak itu antara lain:
- - Kelebihan berat badan atau obesitas
- - Nyeri sendi dan otot
- - Konstipasi atau susah BAB
- - Diabetes Melitus tipe 2
- - Penyakit kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi hingga jantung koroner
Masalah-masalah kesehatan tersebut tentunya perlu Anda waspadai karena tidak hanya dapat mengakibatkan penurunan kualitas hidup, tetapi juga kehilangan nyawa.
Perlu Anda catat pula bahwa masalah-masalah kesehatan itu tidak hanya beresiko menimpa orang berusia lanjut, tetapi juga kelompok usia muda.
Mempengaruhi kesehatan mental
Anda mungkin sudah pernah mendengar bahwa aktivitas fisik yang Anda lakukan dapat mendorong produksi hormon adrenalin dan endorfin.
Kedua hormon itu berfungsi untuk membuat Anda lebih bersemangat dan mendorong terciptanya suasana hati yang positif. Hal ini dapat mengurangi resiko Anda untuk mengalami depresi.
Menurut sejumlah studi ilmiah yang melibatkan puluhan ribu responden, seseorang yang kurang aktif bergerak lebih beresiko mengalami mental health disorder.
Tak heran, selama pandemi COVID-19 lalu banyak orang yang dilaporkan mengalami stres karena harus terus menerus berdiam diri di rumah.
Mempengaruhi kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi
Gaya hidup yang minim aktivitas fisik ini seringkali membuat orang cenderung lebih suka berinteraksi dengan memanfaatkan gawai.
Hal itu bahkan juga berlaku ketika posisi mereka sebetulnya relatif tidak terlalu jauh dengan orang yang sedang diajak berkomunikasi.
Contohnya, orang lebih memilih menelepon temannya di kubikel seberang alih-alih bangkit dari kursi dan berjalan menghampiri untuk bicara secara langsung.
Hal ini mungkin memang lebih praktis, terutama jika Anda sedang mengerjakan suatu hal penting yang memerlukan saran secepatnya.
Namun, jika terus menerus begitu, kadar empati dan kepekaan Anda terhadap bahasa non-verbal sesama saat berinteraksi bisa jadi akan menurun.
Padahal kedua hal itu sangat berpengaruh untuk Anda bisa menjalin kedekatan dan komunikasi yang lebih efektif dengan orang lain.
Cara Mengantisipasi dan Mengurangi Dampak Negatif Sedentary Lifestyle
Mengingat gaya hidup minim aktivitas ini memiliki dampak negatif terhadap hampir semua aspek kehidupan, Anda tentu perlu menyikapinya dengan serius.
Ada beberapa tindakan yang bisa Anda lakukan guna meminimalkan penerapan sekaligus dampak negatif dari pola hidup minim aktivitas tersebut, antara lain:
Cari atau ciptakan peluang agar Anda bisa tetap aktif bergerak
Ada pepatah yang mengatakan bahwa jika kesempatan yang ditunggu tidak kunjung datang, maka berusahalah untuk menciptakannya sendiri.
Jadi, jika situasi mungkin mengharuskan Anda menerapkan gaya hidup minim aktivitas, cobalah ciptakan peluang agar Anda bisa lebih aktif bergerak.
Beberapa contoh tindakan yang bisa Anda lakukan antara lain:
- - Parkir kendaraan sedikit lebih jauh agar dari tempat tujuan sehingga Anda bisa berjalan sejenak untuk mencapainya.
- - Jika tempat yang Anda tuju tidak terlalu jauh, cobalah untuk pergi ke sana dengan berjalan kaki alih-alih menggunakan kendaraan bermotor.
- - Jika kondisi memungkinkan, beralihlah dari lift dan gunakan tangga untuk naik ke lantai dua atau tiga suatu bangunan.
- - Alih-alih bermain ponsel untuk mengisi waktu luang, cobalah untuk melakukan stretching atau olahraga sederhana.
Buatlah sistem yang bisa mendisiplin diri Anda agar bisa lebih aktif bergerak
Disiplin hampir selalu menjadi salah satu kunci keberhasilan untuk mencapai sesuatu. Selain memotivasi diri sendiri, Anda juga bisa memanfaatkan teknologi untuk mendukung proses disiplin tersebut.
Contoh: Pasanglah alarm untuk mengingatkan Anda agar bangkit dari depan layar komputer tiap setengah atau satu jam dan patuhilah itu.
Bentuk komunitas yang bisa saling mendukung dan menyemangati
Adanya dukungan dari sesama umumnya akan membuat Anda lebih bersemangat dalam menjalankan sesuatu. Apalagi jika hal itu merupakan tindakan yang relatif sedikit di luar kebiasaan.
Jadi, cobalah ajak rekan, sahabat, atau anggota keluarga Anda untuk bersama-sama mengubah gaya hidup agar menjadi lebih aktif bergerak.
Dengan begitu, kalian akan bisa saling memotivasi dan mengingatkan agar bisa berhasil mencapai tujuan menerapkan gaya hidup yang lebih sehat.
Menyediakan alat olahraga sederhana di rumah
Pergi berolahraga keluar rumah (misalnya ke pusat bugaran atau sekadar jogging) tentunya memang sangat menyenangkan. Apalagi jika Anda melakukannya bersama teman atau keluarga.
Akan tetapi, bisa jadi terkadang muncul kendala yang membuat rencana Anda pergi berolahraga terpaksa batal. Misalnya, mendadak hujan, terlalu lelah untuk keluar rumah, dsb.
Oleh karena itu, ada baiknya jika Anda memiliki beberapa peralatan olahraga sendiri di rumah. Pilihlah peralatan yang mudah digunakan dan harganya sesuai budget, tidak perlu yang mahal.
Magnetic Trimmer Figure Trimmer Body Plate Waist Twisting bisa menjadi salah satu alternatif pilihan Anda. Selain ekonomis, alat ini juga sangat mudah digunakan. Anda bahkan bisa berolahraga sambil menonton TV di rumah.
Titik-titik magnet pada produk ini didesain untuk membuat Anda bisa lebih cepat berkeringat. Anda bisa memanfaatkannya untuk melatih ketahanan fisik dan meregangkan otot yang tegang setelah beraktivitas seharian.
Sumber referensi:
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/yuk-mengenal-apa-itu-kegiatan-sedentari
https://www.halodoc.com/artikel/malas-bergerak-hati-hati-terserang-7-penyakit-ini
Posting Komentar
26 Komentar
Waduh...aku tertohok banget nih. Ternyata aku sedentary lifestyle lebih dari 5 jam. Hiks...Mau olah raga mager pula. Harus mengubah gaya hidup ah...
BalasHapusSeimbang juga harus bergerak.
Trims artikelnya.
Saya pun tertohok banget awalnya, Kak Hani. Jadi kepikiran sama teman-teman seprofesi yang mungkin juga lebih sering duduk seharian di depan laptop. Yuk, kita sama-sama berusaha menerapkan pola hidup yang lebih sehat ya.
HapusAku baru tahu istilah ini padahal sehari2 merupakan pelaku sedentary lifestyle. Mungkin bisa dikategorikan ke level menengah, meski kadang juga masuk ke level berat.
BalasHapusSenasib kita, Kak Rindang. Yuk, kita sama-sama berusaha menerapkan pola hidup yang lebih sehat.
HapusIya benar Teh ..... kemajuan teknologi menyebabkan semuanya serba mudah. apa-apa tinggal pesen melalui gadjet jadi minim gerak.
BalasHapusSaking mudahnya, kadang jadi keenakan dan mageran, ya, Kak Oemy. Hiks. Yuk, kita sama-sama berusaha menerapkan hidup yang lebih sehat.
HapusBaru tahu istilah sedentary lifestyle ini, bener juga memang banyak aktivitas membuat sehat. Kalau kalori nggak digunakan ya jadi oenyakit ya
BalasHapusBetul banget, Kak April. Yuk, semangat menerapkan pola hidup yang lebih sehat.
HapusBaru kenal dengan istilah ini dimana gaya hidup yang kerap tanpa sadar diterapkan oleh masyarakat modern dan bisa berdampak kurang baik bagi kesehatan. Ya Allah tertampar 2
BalasHapusSaya waktu tahu istilah ini juga berasa tertampar-tampar, Kak Juwita. Soalnya, tanpa sadar sudah termasuk sebagai pelaku, sih. Hiks. Yuk, semangat menerapkan pola hidup yang lebih sehat.
HapusSaya baru tahu istilah ini. Padahal kegiatan saya hampir semua hak banyak gerak lho. Baca buku, menjahit, dan tentu saja buka gadget begini. Hemm... Harus diselingi gerak ya, seperti turun naik tangga, atau olahraga kecil macam menggerakkan tangan dan kaki selagi duduk di kursi
BalasHapusBetul banget, Kak Okti. Gerak dan olahraga sederhana aja di waktu jeda sudah bisa cukup membantu mencegah otot menjadi kaku. Lebih baik lagi kalau kita benar-benar bisa rutin olahraga. Yuk, semangat menerapkan pola hidup yang lebih sehat.
HapusSedentary lifestyle ini secara gak sadar memang jadi keseharian banyak orang ya. Jarang bergerak karena semua serba mudah dan otomatis. Padahal dampaknya langsung terasa bagi tubuh. Memang di rumah pun kita harus niat dan memotivasi diri untuk olahraga ya. Punya alat-alat sederhana seperti Body Plate Waist Twisting bisa banget membantu.
BalasHapusBetul, Kak Shalikah. Kemajuan teknologi sekarang memang bikin kehidupan manusia jauh lebih mudah, tapi ironisnya kita juga cenderung lebih mageran ya. Yuk, semangat menerapkan pola hidup yang lebih sehat.
HapusWahh... gue banget ini mah, apalagi sejak pandemi makin mageran saya
BalasHapusSaya juga, Kak Nunu. Yuk, kita sama-sama mulai menerapkan pola hidup yang lebih sehat.
HapusPerkembangan teknologi memang bikin kita cenderung mager. Apa-apa bisa dilakukan dengan ponsel sekarang. Saya baru tahu ada istilah sedentary lifestyle lho.
BalasHapusSaya juga baru tahu belakangan ini, Kak Nieke, padahal ternyata saya tanpa sadar sudah menjadi salah satu pelakunya lho. Hiks. Yuk, tetap semangat menjalani pola hidup yang sehat dan aktif.
HapusKemajuan teknologi bikin kita punya gaya hidup Sendentary Lifestyle yaa..
BalasHapusAku kerasa banget sih.. hal menyalakan lampu, buka pintu, uda gak perlu repot-repot lagi ya.. semua tersambung sama wifi di rumah.
Bahaya banget nih..
Kudu balancing dengan aktivitas yang tepat membakar kalori dan kembali ke healthy lifestyle.
Memanfaatkan kemajuan teknologi memang boleh banget ya, Kak. Yang penting kita tetap bisa menjaga supaya nggak jadi keenakan dan mageran. Yuk, tetap semangat menjalani pola hidup yang sehat dan aktif.
HapusWaduh kayaknya aku termasuk ibu-ibu yang sendentary life nih. Aku udah juara banget keluar rumah kecuali untuk hal-hal penting tapi aku masih olahraga rutin sih di rumah
BalasHapusSelama masih aktif olahraga di rumah rasanya masih aman, Kak. Hehe. Semangat terus menjalankan pola hidup yang aktif dan sehat ya.
HapusAku baru dengar istilah ini mbak. Sendentary life. Dan aku rasa ini yang sekarang terjadi ya.. apalagi jika pekerjaan pekerjaannya cuma duduk depan layar doank. Kalo g disiasati bergerak bahaya juga ya
BalasHapusBetul banget, Kak. Yuk, kita sama-sama berusaha tetap selalu menerapkan pola hidup yang sehat dan aktif.
HapusGa enteng ya dampak sedentary ini.
BalasHapuskasih bahaya fisik dan psikis
semangaatt utk menolak sedentary
Betul, Kak Nurul. Kayak silent killer juga deh si Sedentary ini. Yuk, semangat menerapkan pola hidup yang lebih sehat.
Hapus